Childfree Menurut Ahli Psikologi

Belakangan ini, istilah “childfree” semakin populer di kalangan masyarakat setelah salah satu influencer, Gita Savitri beserta suaminya, Paul Partohap, mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Dalam merespons hal ini, seorang dosen psikologi dari Universitas Airlangga, Dr. Nur Ainy Fardana, menyatakan bahwa itu merupakan hak pribadi pasangan tersebut. Menurutnya, masyarakat tidak boleh menghakimi pilihan seseorang karena hak untuk memiliki anak atau tidak merupakan pilihan pribadi.

 

Menurut Dr. Neny, “childfree” adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada seseorang yang secara sukarela dan sengaja tidak memiliki anak. Terdapat lima alasan yang dapat mempengaruhi pasangan dalam memilih childfree, yaitu ingin fokus terhadap karir, hobi, atau cita-cita, adanya masalah kesehatan, trauma di masa lalu, takut terhadap tanggung jawab dan komitmen yang besar saat memiliki anak, atau bahkan merasa tidak cocok menjadi orang tua atau tidak tertarik untuk memiliki anak.

 

Menurut Dr. Neny, keputusan untuk childfree memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah menghindari risiko sakit baik secara fisik maupun mental dan seseorang menjadi lebih fleksibel dalam memilih gaya hidup karena tidak terikat oleh anak. Sedangkan dampak negatifnya adalah merasa kesepian dan terisolasi karena tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih sayang, terlebih jika tidak mendapat dukungan emosional dari pasangan.

 

Selain itu, pasangan yang childfree juga tidak akan memiliki dukungan sosial dan finansial ketika mereka sudah tua dan tidak ada seseorang yang akan meneruskan warisan genetik atau menerima harta warisan ketika sudah meninggal. Meskipun demikian, Dr. Neny tetap mengingatkan bahwa keputusan untuk childfree adalah hak pribadi pasangan dan tidak boleh dihakimi oleh masyarakat.

 

Perlu Kritis dalam Berpikir untuk Masyarakat

Fenomena childfree telah memicu adu argumen dalam masyarakat, sehingga Neny menganggap pentingnya sikap kritis bagi masyarakat dalam mempertahankan pendapatnya.

Menurutnya, masyarakat Indonesia perlu berpikir secara kritis sebelum memutuskan apakah akan memiliki anak atau tidak. Pasalnya, pilihan childfree tidak hanya membawa dampak negatif, tetapi juga positif.

 

Neny menyarankan kepada pasangan yang memilih childfree agar siap menghadapi tekanan dari keluarga dan masyarakat yang mungkin memandang pilihan tersebut sebagai sesuatu yang tidak lazim.

“Mereka harus benar-benar mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari childfree,” tegas Neny.

 

Sebagai contoh, dengan memilih childfree, pasangan dapat memiliki waktu dan energi lebih untuk mengejar karir atau kegiatan yang mereka sukai. Selain itu, mereka juga dapat memiliki kebebasan finansial yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

 

Namun, di sisi lain, pasangan yang memilih childfree juga harus siap menghadapi kritik dan tekanan sosial dari masyarakat yang memandang pilihan tersebut sebagai sesuatu yang kurang wajar. Terlebih lagi, di dalam budaya Indonesia, memiliki anak dianggap sebagai suatu kewajiban dan tuntutan norma yang harus dipenuhi.

Pilihan childfree atau tidak memiliki anak telah menjadi topik perdebatan yang hangat dalam masyarakat akhir-akhir ini. Meskipun banyak yang memilih childfree karena beberapa alasan positif seperti memiliki kebebasan finansial dan waktu yang lebih luang, namun pilihan tersebut juga memiliki dampak negatif yang harus dipertimbangkan dengan serius.

 

Berikut adalah beberapa dampak negatif dari pilihan childfree yang perlu dipertimbangkan:

 

1. Kehilangan Kehidupan Keluarga

Menghindari memiliki anak dapat mengurangi pengalaman kehidupan keluarga yang penuh warna dan tidak dapat digantikan dengan hal lainnya. Anak-anak dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kebanggaan bagi orang tua, serta dapat memperkuat hubungan keluarga.

 

2. Menurunkan Tingkat Kepuasan Diri

Menurut beberapa penelitian, memiliki anak dapat meningkatkan tingkat kepuasan hidup. Dengan tidak memiliki anak, seseorang dapat kehilangan pengalaman yang memperkaya hidup, seperti perasaan kasih sayang dan tanggung jawab dalam mendidik anak.

 

3. Tidak Ada Warisan Keluarga

Dengan tidak memiliki anak, keluarga tidak akan memiliki warisan untuk diteruskan kepada generasi berikutnya. Warisan keluarga dapat mencakup nilai-nilai, tradisi, serta aset yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

 

4. Menurunkan Populasi

Tidak memiliki anak juga dapat memengaruhi pertumbuhan populasi negara. Dalam jangka panjang, jika banyak pasangan memilih childfree, maka jumlah populasi akan semakin menurun dan dapat memengaruhi keseimbangan sosial dan ekonomi negara.

 

 

5. Keterbatasan Ketersediaan Dana Pensiun

Dalam jangka panjang, ketika seorang pasangan telah memasuki masa pensiun, tidak memiliki anak dapat membatasi sumber dana pensiun. Mereka harus mengandalkan tabungan atau dana pensiun yang mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di masa tua.

 

Oleh karena itu, Neny berpendapat bahwa masyarakat perlu menghargai pilihan hidup setiap individu dan tidak mengambil kesimpulan yang terburu-buru. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa pilihan childfree tidak selalu berdampak negatif bagi individu maupun lingkungan sekitar.

 

Dalam kaitannya dengan berpikir kritis, masyarakat harus mampu memahami informasi yang ada dan tidak mudah terpengaruh oleh opini atau stereotip yang tidak berdasar. Masyarakat juga perlu mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda-beda sebelum mengambil keputusan atau menyampaikan pendapat.

 

Kesimpulannya, pilihan childfree merupakan suatu hal yang perlu dihargai dan dipahami oleh masyarakat. Dengan berpikir kritis, masyarakat dapat memahami dan menghargai pilihan hidup setiap individu serta tidak terjebak dalam opini atau stereotip yang tidak berdasar.

 

Indonesia memiliki dasar negara Ketuhanan yang Maha Esa di mana setiap individu adalah pribadi beragama. Pernikahan adalah hal yang suci dalam agama, dan dalam agama Islam, yang mayoritas dianut di Indonesia, pernikahan adalah keharusan. Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang cukup tinggi, dan pernikahan adalah hal penting bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Seringkali, pada waktu tertentu, banyak pernikahan yang diadakan, dan Kaesank wedding organizer terbaik di Surabaya selalu sibuk menerima pesanan untuk mendukung kelancaran acara pernikahan. Kaesank WO dapat membantu Anda mengatur resepsi pernikahan sederhana, paket akad nikah murah atau mewah dengan gedung pernikahan mewah di Surabaya, atau bahkan acara pernikahan yang intim. Semua ini dapat direalisasikan oleh Kaesank WO.